BOGOR-Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian terus tingkatkan kewaspadaan pengendalian dan pemberantasan penyakit Avian Influenza/AI (flu burung) pada unggas. Salah satu upaya penting yakni dengan membangun sistem monitoring virus AI (flu burung) pada unggas secara online yang disebut Influenza Virus Monitoring Online atau IVM Online.
IVM Online adalah sebuah sistem untuk memonitor sifatantigenic dan genetic dari virus avian influenza (AI) khususnya Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) pada unggas di Indonesia yang terintegrasi secara online. Dengan demikian perkembangan jenis virus HPAI di seluruh penjuru Indonesia dapat dimonitor. Hal ini sangat penting untuk menentukan strategi pengendalian dan pemberantasan AI yang cepat dan akurat.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Syukur Iwantoro menyampaikan bahwa, “Sistem IVM Online yang berbasis web ini memungkinkan para pengguna dapat mengetahui posisi virus AI yang bersirkulasi di Indonesia dengan mudah, karena dapat ditampilkan dalam bentuk peta”. Lebih lanjut Syukur menambahkan, “Disamping itu sistem ini dapat memberikan laporan dengan cepat dan tepat kepada para pengambil kebijakan, untuk menetapkan tindakan pengendalian penyakit selanjutnya, seperti jenis vaksin yang harus digunakan dan antigen untuk diagnosa".
Hal ini mengingat kesuksesan vaksinasi tergantung pada ketepatan jenis vaksin yang digunakan, yakni sesuai dengan strain virus AI di lapangan. Oleh karena itu monitoring terhadap perkembangan virus AI di lapangan harus dilakukan secara berkelanjutan, guna menentukan apakah diperlukan formulasi vaksin yang baru.
Dalam membangun jejaring dan sistem laboratorium kesehatan hewan berkelanjutan untuk monitoring virus influenza -IVM Online tersebut, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan bekerjasama dengan Food and Agriculture Organization (FAO) sejak tahun 2009,
Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan bekerjasama dengan FAO Indonesia telah meningkatkan kemampuan 8 Laboratorium Veteriner (2 Balai Besar Veteriner/BBVet dan 6 Balai Veteriner/BVet), Pusat Veterinaria Farma/Pusvetma, Balai Besar Penelitian Veteriner/BBalitvet, dan Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan/BBPMSOH untuk deteksi, monitor dan karakterisasi virus AI yang beredar di lapangan. Metode diagnosa diantara laboratorium telah diharmonisasi dengan menstandarisasi kualitasnya untuk memperoleh hasil yang berkualitas. Hasil screening virus AI di lapangan akan dianalisa oleh focal point laboratorium, yang akan dilakukan tes lanjutan dan squencing genetik virus.
Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan bekerjasama dengan FAO Indonesia telah meningkatkan kemampuan 8 Laboratorium Veteriner (2 Balai Besar Veteriner/BBVet dan 6 Balai Veteriner/BVet), Pusat Veterinaria Farma/Pusvetma, Balai Besar Penelitian Veteriner/BBalitvet, dan Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan/BBPMSOH untuk deteksi, monitor dan karakterisasi virus AI yang beredar di lapangan. Metode diagnosa diantara laboratorium telah diharmonisasi dengan menstandarisasi kualitasnya untuk memperoleh hasil yang berkualitas. Hasil screening virus AI di lapangan akan dianalisa oleh focal point laboratorium, yang akan dilakukan tes lanjutan dan squencing genetik virus.
Sumber : http://ditjennak.deptan.go.id/
Semoga Bermanfaat....
#kandangdotcom
No comments: